Rabu, 13 Agustus 2025

Breaking News

  • Ketua TP PKK Rohul Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis   ●   
  • Wabup Pimpin Apel Peringatan HUT ke-68 Provinsi Riau   ●   
  • Bupati Rohul Raih Penghargaan Kabupaten Terbaik III di Riau   ●   
  • Senam Pagi WBP Lapas Pekanbaru Tingkatkan Kebugaran dan Kesehatan Mental   ●   
  • Kasmarni Targetkan Bengkalis Zero Stunting   ●   
Jalan Rokan jadi Langganan Banjir Permanen, Ini Sebabnya
Kamis 20 Mei 2021, 15:06 WIB

DURI, Jetsiber.com- Acap kali hujan mendera, ruas jalan Rokan tepatnya di depan Gang Tulip, Kelurahan Air Jamban, Kecamatan Mandau selalu terendam banjir.

Fenomena ini bak jadi rutinitas dan tak lagi terhitung intensitasnya. Benar saja, jalan tersebut kerap tergenang luapan air dari drainase sekitar. Tak tanggung, mata kaki bahkan betis orang dewasa pun tenggelam oleh luapan air.

Kondisi ini menjadi polemik panjang, Ridwan, salah seorang warga di lingkungan RT002/RW009, jalan Rokan, Kelurahan Air Jamban turut mengeluhkan keadaan jalan itu.

"Setiap hujan turun, jalan selalu terendam banjir. Bukan cuma itu, bahkan ada beberapa rumah warga yang ikut diterjang luapan air. Kejadian ini bukan hanya sekali, sudah berulang-ulang dan tak terhitung lagi," kata Ridwan, Kamis (20/5).

Meninjau keluhan warga, Jetsiber.com langsung meluncur ke lokasi. Benar saja, pantauan di lapangan terlihat volume drainase terbilang kecil dengan ruang yang dinilai tak cukup mampu mengalirkan debit air kala hujan lebat mengguyur.

Keadaan ini diperparah dengan minimnya kesadaran warga sekitar dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama di sekitar aliran air. Faktanya, tepat di kolong Gang Pelajar (sebelah Gang Tulip) tampak tumpukan sampah.

Selain sampah yang mempersempit rongga aliran air, keadaan semakin parah dengan pendangkalan drainase akibat lapisan pasir dan lumpur yang seolah tak mendapat perhatian serius dari warga sekitar.

"Ada sampah di kolong jalan (Gang Pelajar), terus drainasenya juga mendangkal karena pasir dan lumpur yang tak dibersihkan. Akibatnya, air yang semula bisa dialirkan, kini langsung mengalir ke ruas jalan. Jelas ini sangat mengganggu pengguna jalan," ucap Carlos, warga lainnya.

Hingga pagi ini saja, keadaan drainase penuh pasir, lumpur dan sampah masih terpantau, Kamis (20/5).

Meski demikian, warga yang bermukim di sekitar drainase ini tak pula berinisiatif untuk bergotong royong dan memperbaiki saluran air yang mengalami pendangkalan, maupun terhambat tumpukan sampah.

Alhasil, ruas jalan itu bak jadi langganan banjir permanen. Setiap pelintas, terutama pengendara sepeda motor kerap tergelincir saat berlalu disana.

Selain polemik pendangkalan dan sampah, keadaan itu juga disebabkan terlalu sempitnya volume drainase. Hal itu juga diakui Camat Mandau, Riki Rihardi, S.STP., M.Si beberapa waktu lalu.

"Memang drainase itu terbilang kecil. Sempat mau diperbaiki, tapi beberapa warga sekitar menolak bila lahannya dimasuki alat berat untuk membuat aliran air yang lebih besar," kata Riki.

Hal itu juga dibenarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bengkalis Ardiansyah, ST., MT melalui stafnya Rudi Rinaldo.

Rudi menyebut, beberapa waktu lalu pihaknya telah berkomunikasi dengan warga setempat terkait rencana perbaikan saluran air. Hal itu ditaja untuk mencegah terjadinya banjir berulang yang menyapu ruas jalan.

Akan tetapi, masalah yang sama tetap muncul. Beberapa warga tetap menolak bila lahannya terimbas dari pelebaran drainase. "Dari PU sudah turun kesana, sudah kita ajak berembuk. Tapi warga tak mau kalau lahannya terimbas pelebaran drainase, bahkan alat berat kita pun susah masuknya," terang Rudi Rinaldo.

Bila saluran air tak direvitalisasi menyeluruh, kata Rudi, keadaan tak akan berubah. Luapan air akan tetap terjadi dan dampak panjangnya, badan jalan bisa saja hancur tergerus air.

"Intinya pemerintah sudah siap untuk memperbaiki, tapi terbentur penolakan dari warga yang lahannya tak ingin terimbas begitu saja. Tentu hal ini perlu dibahas lagi, karena akan berimbas pada banyak hal, termasuk anggaran. Makanya tak kunjung rampung," ujarnya.

Menelaah keadaan itu, Lurah Air Jamban Zama Rico Dakanahay, S.Sos., M.Si pun angkat suara. Ia menyebut, bila revitalisasi drainase tak kunjung dilakukan, setidaknya warga tetap sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan.

"Contoh, jangan buang sampah ke aliran air. Kemudian, pendangkalan bisa dicegah dengan pengerukan yang dilakukan dengan bergotong royong. Intinya kesadaran warga untuk menjaga kebersihan lingkungan harus ditingkatkan," seru Zama Rico.

"Setidaknya, kalau paritnya kecil, jadikanlah bersih. Jadi air bisa bebas mengalir tanpa hambatan. Jangan biarkan tersumbat, atau mendangkal. Tolong dibersihkan, setidaknya itu yang bisa dilakukan untuk saat ini," pesan Lurah Air Jamban, Mandau. (**)




Editor : Nuri Hamzah
Kategori : Bengkalis
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: [email protected]


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


Scroll to top