Sabtu, 19 Oktober 2024

Breaking News

  • Kampanye Dialogis Kasmarni: Insyaallah Program yang Sudah di Rasakan Masyarakat Kita Lanjutkan   ●   
  • Kasmarni Akan Jadikan Terminal AKAP Bathin Solapan Pusat Pendidikan dan Pelatihan   ●   
  • Kasmarni Ajak Kader PDI-P Kabupaten Bengkalis Menangkan Nomor Urut 1   ●   
  • Dihadapan Kasmarni-Bagus, Rianto Ajak Warga Desa Petani Siap Jadi Tim Pemenangan   ●   
  • Sukses Jalankan Program Semasa Menjabat, Dua Desa di Rupat Nyatakan Sikap Dukung Kasmarni-Bagus   ●   
Kemenkes Sebut Penggunaan Vaksin AstraZeneca Tunggu Izin BPOM
Senin 15 Maret 2021, 11:32 WIB

Jakarta -- Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia masih menunggu hasil kajian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

Kedua lembaga itu, katanya, tengah mengkaji efek samping dari penyuntikan vaksin buatan Oxford yang dikabarkan mengakibatkan pembekuan darah tersebut.

"Terkait dengan AstraZeneca, kami masih menunggu keputusan dari BPOM, karena ada laporan terkait masalah laporan di Eropa, sehingga BPOM dan ITAGI sudah rapat meminta data-data lagi terkait dengan efek samping Astrazeneca," kata Maxi dalam konferensi pers virtual di Youtube Ombudsman RI, Senin (15/3).

Diketahui, Pemerintah akan membeli 50 juta dosis vaksin AstraZeneca dan sebanyak 113.600 telah didatangkan ke Indonesia untuk program vaksinasi Covid-19. Maxi mengatakan vaksin AstraZeneca tersebut saat ini belum didistribusikan ke daerah-daerah.

Kemenkes baru akan mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke daerah setelah BPOM dan ITAGI memastikan penggunaan vaksin Covid-19 asal Inggris tersebut aman digunakan.

"Bukan tidak digunakan, jadi sementara belum didistribusikan menunggu hasil kajian BPOM dan ITAGI. Kalau informasi harus dikaji. Kita tunggu saja," tutur Maxi.

Vaksin AstraZeneca menjadi perhatian sebab beberapa negara di Eropa memutuskan untuk melakukan penangguhan vaksin tersebut usai dilaporkan temuan kasus penggumpalan darah. Kondisi tersebut diduga terjadi setelah mendapat suntik vaksin AstraZeneca.

Meski demikian, AstraZeneca tetap akan digunakan di Indonesia. Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga mengklaim vaksin AstraZeneca aman digunakan.

"Dan sampai saat ini BPOM belum memberikan perubahan ya dari vaksin AstraZeneca, jadi kita tentunya akan tetap menggunakan vaksin ini sesuai sasaran kita saat ini di tahap kedua," kata Nadia.

Dikutip dari Reuters, pihak AstraZeneca mengatakan tinjauan terhadap data keamanan dari penerima vaksin Covid-19 buatannya menunjukkan ketiadaan bukti peningkatan risiko pengentalan darah.

Tinjauan AstraZeneca yang mencakup lebih dari 17 juta penerima vaksin di Inggris Raya dan Uni Eropa itu digelar setelah otoritas kesehatan di sejumlah negara menghentikan penggunaan vaksin tersebu terkait isu pengentalan darah.

"Sebuah tinjauan cermat dari semua data keamanan yang tersedia terhadap lebih dari 17 juta penerima vaksin COVID-19 di Uni Eropa dan Inggris Raya menunjukkan tidak adanya bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau penurunan kadar trombosit, dalam tiap kelompok usia, jenis kelamin, slot (dosis vaksin) atau di tiap negara tertentu," kata perusahaan itu.

Pemerintah Irlandia, Denmark, Norwegia, dan Islandia diketahui menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca terkait kasus pengentalan darah. Sementara itu, Austria menghentikan penggunaan slot dosis AstraZeneca pekan lalu sambil menyelidiki satu kematian akibat gangguan koagulasi.

Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) mengatakan tidak ada indikasi bahwa kasus tersebut disebabkan oleh vaksinasi.

Produsen AstraZeneca mengatakan sejauh ini 15 kasus trombosis vena dalam dan 22 kasus emboli paru telah dilaporkan, yang sama dengan vaksin Covid-19 berlisensi lainnya.

Pihak perusahaan mengatakan pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh AstraZeneca dan otoritas kesehatan Eropa dan tak ada satu pun dari pengujian ulang yang menimbulkan kekhawatiran. Laporan keamanan bulanan akan diumumkan di laman EMA pekan depan, kata AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, diizinkan penggunaannya di Uni Eropa dan di banyak negara, tetapi belum mengantongi restu regulator Amerika Serikat.

AstraZeneca sedang bersiap mengajukan izin penggunaan darurat AS dan berharap data dari uji klinis Tahap III vaksinnya di AS akan tersedia dalam beberapa pekan ke depan.(cnn)




Editor :
Kategori : Nasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada Redaksi JETSIBER.COM,
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 



Scroll to top