Jakarta - Kabar buruk datang dari komoditas logam mulia. Sebab, harga emas diprediksi bakal jatuh di kisaran US$ 1.800 per troy ounce (toz) pada akhir 2021. Morgan Stanley memproyeksikan harga emas diperdagangkan antara US$ 1.850 dan US$ 1.800 per toz.
Kepala Strategi Lintas Aset untuk Morgan Stanley, Andrew Sheets mengatakan meskipun inflasi diperkirakan akan naik pada tahun ini, itu tidak akan cukup untuk mendukung harga emas.
"Ekonom Morgan Stanley memperkirakan inflasi AS akan naik sedikit di atas 2% selama dua tahun ke depan. Jadi ini bukan jenis skenario pelarian untuk inflasi yang tampaknya paling cocok untuk emas," katanya melansir situs web Kitco, Rabu (17/2/2021).
Menurut mereka, inflasi yang rendah ditambah dengan prospek ekonomi yang membaik akan terus membebani harga emas.
"Momentum harganya buruk, artinya komoditas yang sering turun cenderung terus turun," ujarnya.
Harga emas diperkirakan bakal jatuh karena adanya harapan akan membaiknya pertumbuhan ekonomi. Itu mendorong imbal hasil obligasi menjadi lebih tinggi. Imbal hasil obligasi 10 tahun saat ini diperdagangkan pada 1,2%, level tertinggi dalam hampir satu tahun.
Analis mencatat bahwa kenaikan imbal hasil nominal juga mendorong imbal hasil riil lebih tinggi. (dtc)
Editor | : | |
Kategori | : | Ekonomi |
silakan kontak ke email: redaksi.jetsiber@gmail.com